Minggu, 23 Maret 2014

Between 2 Hearts



Kata orang, hal paling sulit adalah ketika kamu berada dalam situasi dimana kamu terjebak diantara dua hati. Disaat kamu harus memilih antara orang yang kamu sayang atau orang yang menyayangimu. Orang bilang, kamu cukup memilih siapa yang berkemungkinan akan berkorban banyak hal untukmu, namun aku tak se-istimewa itu.

Ada yang bilang, pilih orang yang membuat kamu nyaman, namun jika setiap nyaman diartikan sebagai rasa cinta, apakah tidak terlalu naïf? Atau, buat orang yang kamu sayang mencintaimu balik, namun apakah aku sanggup menyakiti orang yang telah berkorban banyak hal untukku bahkan sebelum aku sempat membalasnya?

Benar, memang sulit terjebak didalam situasi seperti ini. Rasanya seperti harus memilih antara hal yang kamu suka dan hal yang menarik. Bagaimana jika hal yang kusuka malah justru jadi hal paling membosankan karena terlalu disukai? Bagaimana jika hal yang kuanggap menarik justru tidak semenarik kelihatannya?

Terlalu sering jatuh cinta, membuat siapapun bingung menentukan perasaan sesungguhnya. Mana yang benar-benar disukai, mana yang hanya kelihatan menarik. Seperti memilih jawaban pada lembar soal Bahasa Indonesia, serupa tapi tak sama.

Keduanya berteman, satu tongkrongan dan kami bertiga ditempatkan pada satu kelas yang sama tiga tahun lalu. Aku ilalang, dan mereka berdua seperti bunga mawar. Kami tak saling membenci, namun tak begitu dekat. Mereka mawar liar yang dicintai dan aku hanya ilalang yang berteman dengan teman-teman ilalang-ku. Aku mengagumi satu mawar liar yang pesonanya menguar jauh lebih kuat. Tapi mawar itu sepertinya juga tak ingin melihat ke arahku.

Pernah satu kali, teman-teman ilalang-ku berkata bahwa mawar itu suka padaku. Dia sering memperhatikanku, namun jarang tersenyum—bahkan tak pernah. Mungkin memang mawar yang itu jatuh cinta padaku dan tak berani mengatakannya—atau memang tak ingin.

Tahun kedua, Mawar itu sekelas denganku. Lalu mawar lain pergi. Di tahun ini sulit, karena ia dan teman-teman mawarnya membenciku. Ilalang yang jelek dan tak memiliki keindahan yang berarti. Dan ditahun itu juga, perasaan illang hilang, pergi bersama kebencian mawar itu dan teman-temannya. Lalu mawar yang lain menghiburku—sebagai teman.

Tahun ketiga, mawar lain berada dalam satu ruangan dengaku. Bersama teman mawarnya yang paling cantik. Entah bagaimana caranya, mawar yang lain itu mengambil perhatian ilalang yang masih sedikit terpaku dengan mawar satunya. Mawar yang lain itu selalu hadir, memindahkan segala perasaan ilalang padanya.

Katanya, first love never dies. Aku percaya, karena mawar satunya tidak pernah benar-benar hilang dari ingatanku meski mawar yang lain menguasai sebagian. Aku tahu masih ada perasaan berdebar saat melihatnya, masih ada rona merah seperti blush on di pipiku saat menatapnya, dan masih ada sipuan malu ketika mata kami bertemu.

Ini tentang perbedaan rasa yang dirasakan oleh ilalang pada dua mawar yang berbeda, dan aku tak menyangkal. Mawar-mawar itu membuat aku susah memilih, kepada siapa perasaan itu akan aku tanam sedalam-dalamnya dan tumbuh menjadi sesuatu yang indah. Karena mereka berbeda dan mereka istimewa dimataku.

Mawar yang tak pernah menunjukan perasaannya, atau mawar yang berkorban banyak hal untuk ilalang tidak cantik ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar