Kata orang, hal paling
sulit adalah ketika kamu berada dalam situasi dimana kamu terjebak diantara dua
hati. Disaat kamu harus memilih antara orang yang kamu sayang atau orang yang
menyayangimu. Orang bilang, kamu cukup memilih siapa yang berkemungkinan akan
berkorban banyak hal untukmu, namun aku tak se-istimewa itu.
Ada yang bilang, pilih
orang yang membuat kamu nyaman, namun jika setiap nyaman diartikan sebagai rasa
cinta, apakah tidak terlalu naïf? Atau, buat orang yang kamu sayang mencintaimu
balik, namun apakah aku sanggup menyakiti orang yang telah berkorban banyak hal
untukku bahkan sebelum aku sempat membalasnya?
Benar, memang sulit
terjebak didalam situasi seperti ini. Rasanya seperti harus memilih antara hal
yang kamu suka dan hal yang menarik. Bagaimana jika hal yang kusuka malah
justru jadi hal paling membosankan karena terlalu disukai? Bagaimana jika hal
yang kuanggap menarik justru tidak semenarik kelihatannya?
Terlalu sering jatuh
cinta, membuat siapapun bingung menentukan perasaan sesungguhnya. Mana yang
benar-benar disukai, mana yang hanya kelihatan menarik. Seperti memilih jawaban
pada lembar soal Bahasa Indonesia, serupa tapi tak sama.
Keduanya berteman, satu
tongkrongan dan kami bertiga ditempatkan pada satu kelas yang sama tiga tahun
lalu. Aku ilalang, dan mereka berdua seperti bunga mawar. Kami tak saling
membenci, namun tak begitu dekat. Mereka mawar liar yang dicintai dan aku hanya
ilalang yang berteman dengan teman-teman ilalang-ku. Aku mengagumi satu mawar
liar yang pesonanya menguar jauh lebih kuat. Tapi mawar itu sepertinya juga tak
ingin melihat ke arahku.
Pernah satu kali,
teman-teman ilalang-ku berkata bahwa mawar itu suka padaku. Dia sering
memperhatikanku, namun jarang tersenyum—bahkan tak pernah. Mungkin memang mawar
yang itu jatuh cinta padaku dan tak berani mengatakannya—atau memang tak ingin.
Tahun kedua, Mawar itu
sekelas denganku. Lalu mawar lain pergi. Di tahun ini sulit, karena ia dan
teman-teman mawarnya membenciku. Ilalang yang jelek dan tak memiliki keindahan yang
berarti. Dan ditahun itu juga, perasaan illang hilang, pergi bersama kebencian
mawar itu dan teman-temannya. Lalu mawar yang lain menghiburku—sebagai teman.
Tahun ketiga, mawar
lain berada dalam satu ruangan dengaku. Bersama teman mawarnya yang paling
cantik. Entah bagaimana caranya, mawar yang lain itu mengambil perhatian
ilalang yang masih sedikit terpaku dengan mawar satunya. Mawar yang lain itu
selalu hadir, memindahkan segala perasaan ilalang padanya.
Katanya, first love
never dies. Aku percaya, karena mawar satunya tidak pernah benar-benar hilang
dari ingatanku meski mawar yang lain menguasai sebagian. Aku tahu masih ada
perasaan berdebar saat melihatnya, masih ada rona merah seperti blush on di
pipiku saat menatapnya, dan masih ada sipuan malu ketika mata kami bertemu.
Ini tentang perbedaan
rasa yang dirasakan oleh ilalang pada dua mawar yang berbeda, dan aku tak
menyangkal. Mawar-mawar itu membuat aku susah memilih, kepada siapa perasaan
itu akan aku tanam sedalam-dalamnya dan tumbuh menjadi sesuatu yang indah.
Karena mereka berbeda dan mereka istimewa dimataku.
Mawar yang tak pernah
menunjukan perasaannya, atau mawar yang berkorban banyak hal untuk ilalang
tidak cantik ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar