Kamis, 28 April 2011

[OneShoot] This Feel…




Author: Annisa Yesung Sooyoung (Choi Ri Rin)
Cast: Sooyoung (SNSD). Key (SHINee)
Other Cast: Tiffany (SNSD), Jinki-Onew (SHINee), Taemin (SHINee)
Length: Oneshoot
Genre: Temukan sendiri

Senin, 11 April 2011

Saranghae, Kyu...


Saranghae, Kyu...


Nama gadis itu Kwon Yuri. Sudah beberapa hari ini gadis itu ada di rumah sakit ini. Rumah sakit ternama di Seoul. Wajah gadis itu pucat. Setiap hari hanya memandang sebuah kolam ditaman rumah sakit. Tak ada yang menjenguknya. Orang tuanya sibuk. Pacarnya tak pernah terlihat. Entahlah. Mungkin malu memiliki pacar seperti itu.

Gadis itu kerap kali terlihat menulis disebuah diary. Diary berwarna putih bersih. Ditengahnya tertulis sebuah nama: Kwon Yuri. Ah, apa sehari-harinya gadis itu hanya ditemani oleh sebuah buku diary kecil? Apa gadis itu tak punya teman bermain? Malang sekali. Seandainya ada yang bisa menemaninya...

Ajaib! Seorang pria tertarik padanya karena melihatnya duduk sendirian disebuah taman dan menulis diarynya. Ah, nama pria itu Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Ia tampan. Sangat tampan. Mungkin jika tubuhnya tidak lemah, Yuri akan segera melonjak kesenangan karena didatangi oleh seorang pangeran.

Tidak. Bagaimana gadis itu mau melonjak? Memberi reaksi saja tidak pada Kyuhyun yang sedang mencoba bersikap ramah padanya. Ia tetap diam dan memandang sebuah kolam dihadapannya. Seolah ia tak melihat Kyuhyun disampingnya. Atau, dia hanya berpura-pura? Tidak. Tidak mungkin! Wajah gadis itu penuh dengan kejujuran. Takkan ada yang percaya jika dia pernah berbohong.

Kyuhyun tak menyerah sampai situ. Ia tetap berusaha mendekati Yuri. Meskipun gadis itu tak meresponsnya. Ia berusaha menghibur gadis itu sampai ia benar-benar merasa lelah. Tetap tak ada respons. Kyuhyun benar-benar bingung. Gadis ini bisu atau apa?

Hari demi hari berlalu. Kyuhyun semakin gencar memberikan hiburan untuk Yuri. Gadis itu tetap tak merespons. Sampai hari ini. Kyuhyun menyerah. Ia akan kembali besok dan menunjukkan sesuatu yang akan membuat gadis itu tersenyum.

Kyuhyun benar-benar kembali esok harinya. Ia membawa sebuah peralatan untuk melukis. Ah, lebih tepatnya ia membawa kanvas. Kanvas itu ditutupi oleh sehelai kain berwarna putih. Ia membawanya kehadapan Yuri. Mungkin kali ini usahanya berhasil. Yuri menoleh dan menatap kanvas itu. Penasaran.

" Hei, aku bawa ini untukmu. Sepertinya kau akan suka. Tapi, aku tak yakin. Gambarku buruk sekali." Kyuhyun merendahkan dirinya. Yuri tidak merespons. Ia malah menatap kanvas itu dengan tatapan bingung. " Bukalah. Aku tahu kau ingin melihatnya." Kyuhyun mempersilahkan.

Yuri perlahan-lahan membuka kain yang menutupi kanvas tersebut. Sedikit demi sedikit, mulai terlihat gambar dikanvas tersebut. Dan Yuri takjub melihat gambar itu. Cantik sekali. Ia tak pernah menemui orang yang begitu perhatian padanya. Ia mulai berpikir, sebenarnya pria dihadapannya ini siapa? Kenapa ia begitu perhatian padanya?

" Aku tahu kau akan menganggapku tak mengerti seni!" oceh Kyuhyun. Yuri tersenyum. " Wae? Kenapa kau tersenyum? Ada yang lucu?" tanya Kyuhyun.

Yuri tertawa kecil. " Kau. Kau yang lucu." jawab Yuri. Kyuhyun tercengang. Gadis ini terlihat lebih manis jika tersenyum. " Wae? Aku mengatakan hal yang sudah menyinggung ucapanmu?" tanya Yuri khawatir.

" Kau sangat manis." ucap Kyuhyun tanpa sadar. Yuri terdiam beberapa saat. Pasti wajahnya sudah semerah goguma sekarang. Ah, kenapa pria ini begitu menarik? Kenapa dia menyebutku manis? Mungkin itu yang ada dibenak Yuri sekarang.

" Kau ini bicara apa?! Tolong jangan membuatku takut!" omel Yuri menyembunyikan kegugupan akibat perbuatan Kyuhyun.

" Mian. Aku, aku tak bermaksud untuk bicara seperti itu..." ucap Kyuhyun merasa bersalah. Yuri tertawa. Tawanya begitu lepas. Siapapun takkan mau melewatkan tawa indah ini. Termasuk Kyuhyun. Gadis ini memikat hatinya.

^^

Hari-hari Yuri kini lebih terasa dengan hadirnya Kyuhyun. Ia lebih merasa bahagia dengan pria itu. Baru kali ini ia merasakan perasaan bahagia seperti ini. Kyuhyun selalu membuatnya tersenyum. Tingkah Kyuhyun yang lucu membuat dirinya merasa nyaman dengan Kyuhyun. Pria itu...

" Annyeonghaseo, Yuri!!!" sapa Kyuhyun ketika Yuri sedang menatap kolam ikan dihadapannya. Yuri hanya tersenyum melihat Kyuhyun. Ia sedang tak ingin bercanda. Kyuhyun bingung dengan sikap Yuri. Ada apa dengan gadis ini? Kenapa dia diam saja? Apa dia sedang ada masalah? Kyuhyun terus bertanya dalam hatinya.

" Kyu, aku bosan." ungkap Yuri sambil menyandarkan kepalanya dibahu Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk. Ia bisa mengerti betapa bosannya Yuri berada didalam rumah sakit ini. Ia tidak boleh kemana-mana. Ia sakit dan harus berada di sekitar rumah sakit. Seandainya ia jadi Yuri...

" Bisakah kau ajak aku ketempat yang indah? Mmm, seperti... pantai! Aku ingin kepantai, Kyu!" kata Yuri bersemangat. Kyuhyun agak bingung. Bolehkah Yuri keluar dari rumah sakit? " Ayolah Kyu. Aku bosan. Hanya sebentar..." pinta Yuri. Kyuhyun tak mampu menolak. Gadis ini benar-benar sudah menghipnotisnya.

^^

Pantai memang indah pada sore hari. Apalagi tak banyak orang dipantai itu. Pantai yang terlihat bersih. Yuri senang sekali. Baru kali ini ia menikmati suasana pantai. Karena kondisi tubuhnya, Yuri tak pernah sempat pergi kemana-mana. Ia terlalu lemah.

Kyuhyun tersenyum melihat Yuri dengan riangnya menari-nari diatas pasir. Yuri terlihat lebih ceria dibanding sebelumnya. Ah, seandainya saja dia tidak sakit... Ucap Kyuhyun dalam hati. Ya, semua orang yang menyayanginya pasti berharap seperti itu. Tapi sayang. Harapan tinggal harapan.

Yuri berdiri dibibir laut. Ia dapat merasakan ombak-ombak kecil menerpa kakinya. Dingin. Dan itu sangat membuatnya bahagia. Yuri merentangkan tangannya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Sejuk. Tidak seperti di rumah sakit yang seperti itu saja. Tak ada berubahnya.

Tuhan, bisakah membuat gadis itu tersenyum selamanya? Aku tak ingin melihat gadis itu menderita. Aku ingin dia begitu terus. Aku ingin dia terus tersenyum. Ah, andai aku bisa... pinta Kyuhyun dalam hati. Ia menatap Yuri. Gadis itu sedang merentangkan tangannya. Merasakan udara.

Yuri menghampiri Kyuhyun yang sepertinya sedang memandangnya. Hhh, mata itu begitu teduh. Membuat Yuri ingin membalas tatapannya. Diam-diam, ia meminta. Tuhan, bisakah buat aku terus berada disampingnya? Aku ingin membuatnya tersenyum dengan hadirku setiap hari. Tapi, apa dia merasakan hal yang sama denganku?

Ada keinginan besar untuk mengelus rambut panjang gadis dihadapannya itu. Sangat besar. Ia ingin sekali memeluk gadis itu. Entah kenapa, ia merasa, ini pertemuan terakhir mereka. Entah kenapa, ia merasa, besok Yuri sudah akan pergi meninggalkannya. Negative thinking. Selalu saja begitu.

Entah ada dorongan apa yang membuat Kyuhyun memeluk gadis manis dihadapannya. Keinginan itu sangat besar. Ia memeluk Yuri seolah ia takut kehilangan Yuri. Tapi itu tidak bohong! Dia benar-benar takut kehilangan Yuri. Ia tahu ini masuk akal. Tapi sepertinya firasat itu begitu kuat...

^^

Tidak. Yuri memang tidak meninggalkannya. Tapi ia seolah menghilang. Sudah seminggu ini Kyuhyun tak melihat Yuri duduk dibangkunya. Sudah seminggu Yuri tak melihat senyum gadis itu. Gadis itu menghilang tanpa jejak. Membuat Kyuhyun cemas. Kemana gadis itu? Kemana Yuri?

Tak pernah lelah ia menunggu datangnya Yuri kebangku itu. Tapi memang Yuri tak datang. Tak pernah datang. Kyuhyun rindu pada gadis itu. Dia ingin melihat tawa gadis itu. Tawa Yuri. Tawa seorang Kwon Yuri. Tuhan, dimana dia?

Recepsionist! Pasti seorang suster tahu kamarnya. Atau, keadaannya sekarang. Kyuhyun berpikir kalau ada sesuatu yang terjadi pada Yuri. Perasaannya mengatakan kalau Yuri sedang bingung. Yuri bingung. Tapi bingung apa? Apa yang gadis itu bingungkan? Kebingungan itukah yang membuat Yuri tak bisa menemuinya selama seminggu ini?

" Nona Kwon sedang mengalami koma. Seminggu yang lalu, tepat pukul 19.00, penyakit Nona Kwon kambuh. Hidung dan mulutnya mengeluarkan banyak darah." jelas sang suster. Hal ini membuat Kyuhyun menyesal. Pukul 19.00? Itu tepat saat ia baru mengantarkan Yuri pulang. Ah, kenapa dia harus menuruti Yuri yang memintanya untuk berjalan-jalan dipantai!

" Memang apa penyakitnya, sus?" tanya Kyuhyun cemas. Ia ingin menangis rasanya.

" Kanker otak. Stadium akhir." jawab suster. Kyuhyun bagai disambar petir mendengarnya. Kanker Otak? Penyakit itu mematikan. Bulir-bulir air mata mengalir dari pipinya. " Sebenarnya Nona Kwon sudah divonis meninggal 1 bulan lalu. Tapi entah kenapa, Nona Kwon masih bisa bertahan hingga seminggu yang lalu. Bahkan keadaannya semakin membaik. Tapi kami tidak tahu kalau keadaan yang membaik itu ternyata adalah awal dari akhir hidupnya."

Kyuhyun kini menangis. Ia tak peduli berapa banyak orang melihat air matanya. Yang ia ingin adalah bertemu Yuri. Tapi bagaimana? Apa yang harus ia lakukan? Tuhan, tolong! Sekali ini saja.

Tuhan mau menolong. Sampai keesokan harinya, Kyuhyun masih duduk diruang tunggu rumah sakit. Ia ingin tahu kabar Yuri. Kenapa secepat itu Yuri meninggalkannya? Yuri, bangunlah sebentar. Aku ingin melihatmu.

" Tuan Cho. Nona Kwon ingin bertemu. Ia baru saja siuman." kata seorang suster sambil membangunkan Kyuhyun. Kyuhyun langsung menanyakan dimana kamar Yuri. " Dikamar no. 534, Tuan." Kyuhyun segera berlari kekamar Yuri. Ia membuka pintunya dan melihat Yuri tengah menunggunya sambil memegang sebuah surat.

" Yuri?" panggil Kyuhyun. Yuri menoleh. Lalu tersenyum.

" Kyu? Aku rindu padamu, Kyu." ungkap Yuri sambil mendorong kursi rodanya.

" Aku juga rindu padamu, Yuri."

Untuk beberapa saat, mereka terdiam. Sampai akhirnya, Yuri meminta untuk diantarkan ke taman tempat biasanya mereka bertemu. Kyuhyun menurut. Ia membawa Yuri ke taman itu. Yuri tersenyum. Ia mencoba menarik napas sedalam-dalamnya. Seolah itu nafas dia yang terakhir.

" Bawalah ini dan bacalah dirumah." kata Yuri sambil memberikan sebuah surat beramplop pink pada Kyuhyun. " Aku rasa aku sudah tak sanggup lagi, Kyu. Maaf kalau ini menjadi pertemuan terakhir kita." Yuri pun pergi meninggalkan Kyuhyun yang terpaku.

^^

Aku tidak tahu apakah aku masih bisa bertahan hidup saat kau membaca tulisan ini, Kyu. Jujur saja, aku sudah tak kuat menahan rasa sakit ini.

Yuri berusaha menahan sakitnya saat ini. Malam ini ia sungguh sangat tersiksa. Berkali-kali darah keluar dari mulut maupun hidungnya. Sakit. Apalagi kepalanya.

Aku yakin kau sudah tau tentang vonis hidupku. Dan ajaib! Kau membuat keadaanku semakin membaik. Kau bisa membuat aku tersenyum. Kau tahu? Aku tak pernah merasa cantik sampai kau melukiskan aku di kanvas bersihmu.

Yuri memandang lukisan itu. Ia sangat cantik. Tapi, kenapa ia baru menyadarinya? Perlahan-lahan, Yuri berbaring ditempat tidurnya. Mengatakan selamat jalan untuk dirinya sendiri dan tertidur lelap. Untuk selamanya.

Kyu, aku benar-benar tidak kuat. Aku ingin pergi. Tapi aku tak ingin meninggalkanmu. Aku mau selalu ada didekatmu. Aku mau selalu tersenyum untukmu, Kyu. Aku ingin sehat.

Kyuhyun berlari menyusuri jalan yang sudah sepi. Ia ingin segera sampai ke rumah sakit. Ia ingin bertemu sekali lagi dengan Yuri. Ia ingin Yuri.

Kyu, aku benar-benar tidak kuat. Aku ingin mengatakan padamu, aku.. Aku... Saranghae, Kyu.

Kyuhyun langsung menerobos masuk kedalam kamar Yuri yang sudah dipenuhi orang itu. Dan semua menangis. Kyuhyun sudah tahu apa yang terjadi. Ia langsung memeluk Yuri dan menciumi pipinya. Pipinya basah. Air matanya terus keluar. Yuri sudah tiada. Yuri sudah pergi.

" Yuri, Saranghaeyo." bisik Kyuhyun ditelinga Yuri. Ia tahu pesan itu takkan didengar oleh Yuri. Tapi setidaknya, ia sudah mengatakannya pada Yuri. Perlahan, bibir Yuri menyunggingkan senyum. Ia mendengarnya. Dan ia senang.

" Nak Kyu, Yuri titip ini padamu." kata Eomma Yuri sambil memberikan Buku Diary Yuri. Kyuhyun menerimanya.

^^

Setelah pemakan Yuri berakhir, Kyuhyun tetap berada di makam Yuri. Ia mengelus nisan Yuri. Ia rindu pada Yuri. Ia ingin ada Yuri disampingnya. Setelah itu, Kyuhyun pergi kerumah sakit dan duduk ditaman tempat Yuri biasa duduk. Semua masih sama. Hanya saja Yuri tak ada.

Kyuhyun mulai membaca satu-persatu diary Yuri yang tak banyak diisi itu. Tetes air mata membasahi kertas buku diary itu. Hampir sebagian buku itu berisi tentang dia dan Yuri. Ah, semua terasa cepat. Rasanya baru kemarin ia mengenal Nona Kwon itu. Tapi kenapa sekarang semuanya berakhir? Kenapa Nona Kwon itu cepat sekali pergi?

Kyuhyun menangis lebih kencang ketika melihat halaman terakhir. Halaman terakhir itu penuh tetesan darah Yuri. Penuh dengan airmata Yuri. Tulisannya pun tidak serapi pada halaman sebelumnya. Tapi lebih acak-acakan. Mungkinkah saat itu Yuri tak mampu lagi menahan rasa sakitnya?

6 Maret 2011

Hari ini Kyu dan aku pergi jalan-jalan ke pantai. Aku senang sekali. Tapi kenapa Kyu aneh ya? Tiba-tiba dia memelukku. Seperti kami akan berpisah saja.  Tapi tak apa. Aku senang karena aku bisa melihat pantai. Apalagi bersama Kyu.

12 Maret 2011

Aku baru saja bangun dari tidur panjangku selama seminggu. Dan aku merasakan sakit yang luar biasa. Terlebih saat aku menulis surat untuk Kyu. Rasanya semua jari-jariku mau patah. Aku sangat menyayangi Kyu. Aku tak ingin pergi meninggalkan dia. Tapi kenapa aku harus pergi secepat iNi? Aku masih ingin bersama Kyu. Aku hanya ingin bersama Kyu. Bisakah aku bersamanya untuk selamanya? ini tulisan terakhirku ya... Aku bingung mau tulis apa lagi. Aku sudah nggak kuat menulis... Yang jelas, Saranghae, Kyu... <3

Kyuhyun menatap langit. Lalu tersenyum. " Yuri, Saranghaeyo. Aku selalu mencintaimu."

^^

END!!